Demam Yang Pernah Melanda Jakarta dan Sekitarnya

| Minggu, 06 November 2011 | |
Demam yang pernah melanda Jakarta
Artikel ini mungkin pas untuk orang yang pada tahun 2002 berumur 18-23 tahun, diluar jangkauan umur tersebut mungkin ada beberapa hal yang tidak sesuai.
Mempunyai barang-barang yang terbaru dan bagus, bisa mengikuti trend yang paling baru adalah salah satu kepuasan kita sendiri, apalagi bila kita yang paling pertama yang punya. Demam trend baru adalah salah satu “penyakit” anak-anak di Jakarta dan sekitarnya. Bila muncul suatu trend baru, makan kita akan berlomba-lomba sekuat mungkin untuk mengikutinya (mempunyainya). Sampai-sampai muncul “standar gengsi” terhadap suatu barang yang mempunyai ciri khusus, seperti topi berjahit 8 dan baju tanpa belahan samping.
Tapi rata-rata demam tersebut tidak berjalan lama, paling lama juga hanya 1 tahun-1,5 tahun, dan apabila sudah tidak trend lagi, maka orang yang masih mengikuti (memakai) trend tersebut akan dilihat sebagai orang yang sangat norak sekali, ketinggalan jaman. Padahal mungkin orang tersebut mempunyai alasan tersendiri kenapa dia masih mengikuti trend itu, seperti: dia memang suka trend itu dari dirinya sendiri, dan bukan suka karena ikut-ikutan seperti (mungkin) sebagian besar orang lain.
Berikut pembahasan demam-demam yang pernah melanda Jakarta dan sekitarnya:
  1. Basket dan aksesorisnya
  2. Sepatu doc martens
  3. Baju merk surfing dan aksesoris
  4. Dandanin mobil
  5. Baju-baju 60s, lagu lagu classic disco, dandanan-dandanan junkie

1.Basket dan aksesorisnya (sekitar 1993-1995)

Pada jaman-jamannya olahraga basket sedang sangat mendemam, tiap hari pulang sekolah main basket, dirumah langsung buat ring basket sendiri (yang mungkin sekarang sama sekali tak pernah disentuh lagi), muncul juga atribut-atribut dan aksesoris-aksesoris yang berhubungan dengan olahraga ini.
NBA BASKETBALL 1992-93 UPPER DECK
Kartu basket adalah yang paling minimal wajib dikoleksi oleh para penggemar olahraga ini. Kartu basket ini umumnya didapat di toko-toko seperti di Deha Pondok Indah, Athletes Foot PIM, Tequila PIM, Blok M Plaza. Dan akan lebih bergengsi lagi bila didapat dari luar negri, contohnya : titip teman/ kakak / orangtua dari Singapura.
Seni mengumpulkan kartu basket ini memang menarik, sampai ada “teori” cara mendapatkan kartu hologram didalam 1 pack kartu basket yang belom dibuka (yang rata-rata gagal semua).
Beli baju basket, topi basket dan sepatu basket yang dipakai oleh pemain idola hanya bisa dilakukan oleh kalangan yang lebih mampu. Soalnya beginian ini gak murah juga.
Baju-baju berlogo tim kesukaan yang bermerk “Salem” ato “Nutmack” yang notabene tanpa belahan samping dan topi yang ada delapan jahitan “dicap” sebagai yang paling bagus dan mempunyai gengsi tertinggi apabila memilikinya.

Nike Air Jordan VIII
Sepatu basket,, merk Nike dan Reebok menduduki peringkat pertama. Gengsi tertinggi dimiliki oleh pemakai sepatu Nike Air Jordan dan Air Max (lebih mantep lagi apabila belinya di Singapura). Reebok pump juga pernah mengalami masa-masa kejayaan, meskipun sekarang sudah sama sekali gak ada yang pakai (gue sih ngeliatnya gitu).
Bagi yang memang senang berolahraga basket, dia akan membeli “gengsi” juga dengan memiliki bola basket bermerk Spalding, sebagai pengganti bola basket merk Mikasa yang standarnya dipakai di sekolah-sekolah.

2.  Sepatu doc martens (1993)

Sepatu boots doc martens pernah melanda kalangan cewe-cewe Jakarta, yang waktu itu kalo gak salah paduannya adalah rok bahan kain panjang dan sepatu doc martens itu.
Dr Marten 8 holes
Biasa belinya di Tequila PIM atau di Singapur. Bisa jadi 1 orang sampai mempunyai beberapa pasang sepatu yang modelnya sama tapi hanya beda warnanya saja.
Yang populer adalah doc martens 8 lobang dan 4 lobang.

3. Baju-baju merk surfing dan aksesoris (1994-1996)

Demam ini sejalan dengan maraknya olahraga inline skating di Jakarta. Bermunculan club-club inline skating seperti JIC (Jakarta Inline Cruiser), Vini vidi vici,dll yang rajin berlatih tiap minggu di gelora senayan.
Baju-baju bermerk Stüssy, Rip Curl, Billabong, Mambo ini biasa didapat di Pointbreak, beli di Bali atau nitip teman atau kakak atau orang tua dari Australia.
Yang paling parah menurut gue adalah celana mambo yang ada garisnya (mambris), gak tau kenapa, tapi menurut gue ini yang paling parah.
Memakai dompet yang ada rantainya juga salah satu pelengkap atribut pakaian ini. Biasanya bajunya yang kegedean, celananya yang sampai dibawah lutut. Pasangannya sendal jepit dan kacamata oakley palsu (soalnya yang asli mahal banget).
Dan jangan lupa juga alien workshop dengan celana baggynya yang gede abis dengan warna-warna spotlightnya yang menyilaukan.

4. Dandanin mobil

Ini demam trend yang tergolong mahal. Syarat-syarat untuk bisa join minimal kamu musti punya mobil sendiri dan uang secukupnya.
Yang termasuk ‘mendandani’ mobil adalah:
1. Ceperin mobil sampai nyelup kalo bisa (yang akhirnya setelah 1 thn jadi rusak mobilnya). Biasanya yang terjadi adalah sering terlihatnya kijang-kijang mapak nungging, mobil sedan yang kalau berjalan penumpang didalamnya naik turun gitu kaya membal-membal, mobil yang melewati polisi tidur ngambilnya dari samping (supaya gak mentok katanya).
2. Gonta ganti pelek. Antera palang tiga pernah populer, yang akhirnya ketutup sama pelek-pelek mahal keluaran eropa.

Muncul juga istilah “pelek baut 4 & baut 5″, “pelek surabaya”. Ada yang jadinya keren, ada yang jadinya ban donat, pelek racing 14″ pake ban tebel.
3. Ganti knalpot yang bunyinya kayak bunyi truk. Yang populer adalah Remus atau 5 Zigen. Bisa juga didapat tiruan remus yang hanya mengganti ujungnya saja model remus, tapi tabungnya diganti yang buatan bengkel itu sendiri.
4. Ganti spion, setir, antena model DTM. Aksesoris ini biasa didapat dikawasan jalan Fatmawati dan radio dalam. Meskipun antena kadang-kadang tidak ada fungsinya, hanya mempercantik tampak luar mobil saja.
5. Utak atik mesin bagi yang ngerti, gak tau deh diapain supaya larinya makin kenceng katanya, ganti kem, ganti busi balap, ganti apalah..gak paham juga kita.
6. Merahin lampu sen, itu paling minimal supaya bisa “join trend” ini apabila dari semua yang diatas gak mampu. Bisa dilakukan sendiri dirumah atau ke bengkel terdekat di kawasan Fatmawati dan radio dalam.
Kiblat mendandani mobil ini rata-rata kearah Touring car eropa ( DTM / BTCC ), Mitsubishi Evo, dan mobil-mobil drag race
Mercedes Benz DTM
Mitsubishi Evo III
Biasanya tidak hanya didandanin mobilnya, tapi juga dites kemampuannya, di jalan Asia Afrika. Biasanya pas weekend tengah malam, yang membuat jalanan deket puteran TVRI dan depan patung panah senayan macet abis-abisan.
Dari trend yang satu ini, juga sering terdapat “produk-produk gagal” yang mungkin tadinya mereka ingin terlihat cool, yang ada malah terlihat aneh, seperti mobil Kijang / Vitara yang dikasih spoiler depan Evo, Suzuki Katana yang diceperin malah membuat goncangannya semakin parah.
Sebelum kena demam
Sesudah kena demam

5. Baju-baju model 60s (1996-1997)

Trend dandanan ala 60′s, kemeja-kemeja ketat berkerah panjang, celana ketat cutbrai pernah terlihat dipakai oleh anak-anak muda jakarta pada sekitar tahun 1997an. Biasa didapat dari punya papa / oom, atau beli 2nd hand di Bandung (otista dan cibadak dulu).
Di Jakarta dikawasan Cikajang juga bermunculan butik-butik kagetan baju 60s. Club-club seperti Zanzibar dan Garasi juga memutar lagu-lagu 60s yang dirilis ulang atau versi aslinya.
Namun trend ini tak bertahan lama, gak tau alasannya kenapa, mungkin baju-baju yang dibeli 2nd hand dibandung atau warisan dari orang tua sudah robek semua saking tuanya, jadi gak punya baju 60s lagi untuk dipakai.

0 komentar:

Posting Komentar