The world is constantly available at our fingertips. Itulah yang terjadi saat ini, sehingga berkat instant messaging, panggilan Skype, situs jejaring sosial, RSS feeds, segala hal yang terjadi di dunia sekarang bisa langsung Anda ketahui.
Hanya saja, kita begitu asyik mengikuti perubahan cara peredaran informasi ini. Akibatnya, kita jadi terdorong untuk selalu ingin tahu apa yang sedang dilakukan orang lain, sampai-sampai lupa dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan di kantor. Perhatian kita tersita karena ada obrolan hangat di Twitter yang sayang untuk dilewatkan. Padahal, resep produktivitas adalah kemampuan untuk mengontrol perhatian secara efektif. Maka, bila Anda ingin tetap produktif, coba singkirkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian Anda saat di kantor.
1. Twitter.
Saat ini, kalau tidak punya akun Twitter, bisa dianggap ketinggalan jaman. Jika tidak bisa mengakses di komputer kantor, Anda masih bisa nge-tweet di ponsel. Twitter saat ini bahkan sudah digunakan oleh banyak perusahaan untuk membangun merek atau produk, juga membangun database pelanggan atau penggemar. Namun jika Anda menggunakannya hanya untuk ber-haha-hihi, sebaiknya lakukan pada saat Anda tidak sedang bekerja.
2. Facebook, online games, atau jejaring sosial lain .
2. Facebook, online games, atau jejaring sosial lain .
Memang benar, Facebook juga telah digunakan oleh banyak perusahaan untuk membuat perencanaan pemasaran, tetapi kebanyakan orang Facebook tetaplah sebagai situs jejaring sosial. Coba amati kembali, berapa lama waktu yang Anda habiskan selama seminggu untuk menyapa teman atau bermain game. Bandingkan dengan jika Anda tertutup dari dunia Facebook selama seminggu. Selisih waktu itulah yang akan membuat Anda lebih produktif.
3. E-mail .
3. E-mail .
Mengecek e-mail mungkin adalah kegiatan pertama yang Anda lakukan begitu tiba di kantor. Padahal, seringkali kita mengecek e-mail hanya supaya bisa menunda pekerjaan. Padahal kalau diingat-ingat, tidak ada tuh yang namanya situasi darurat untuk e-mail (kecuali jika Anda memang saling mengirim pesan dengan klien untuk keperluan pekerjaan). Jika Anda mengawali hari dengan membuka-buka e-mail sambil membalas diskusi di sebuah mailing list yang Anda ikuti, jangan heran bila menjelang jam pulang kantor Anda masih akan memiliki beberapa tugas yang belum dikerjakan.
4. Lapar.
Perut yang lapar memang membuat kita kesulitan berkonsentrasi. Jika Anda harus mengerjakan sesuatu yang tidak Anda sukai, atau membuat Anda kurang konsentrasi, bekerjalah selama 20 menit dengan jeda selama 2 menit di sela-selanya. Gunakan jeda tersebut untuk mengisi perut dengan makanan ringan dan minuman. Melewatkan makan sangat tidak disarankan. Anda tidak ingin menyiksa diri sendiri hanya karena pekerjaan, kan? Mungkin meneruskan pekerjaan saat makan siang akan membuat pekerjaan cepat selesai, namun hasilnya tidak akan maksimal karena Anda kehilangan konsentrasi.
5. Gangguan fisik maupun elektronik.
Entah itu inbox e-mail berisi ratusan pesan yang belum dibalas, meja yang ditumpuki file-file, berkas-berkas, atau tempelan post-it di pinggir monitor komputer, semua hal ini bisa menimbulkan stres dan mengalihkan perhatian Anda dari tugas-tugas yang harus dikerjakan. Kebanyakan orang memasang "to-do items" hanya agar bisa mengingatkan apa yang harus diselesaikan. Padahal, Anda memiliki berbagai aplikasi atau program di komputer atau ponsel yang bisa digunakan untuk mengatur jadwal, sekaligus mengurangi pemakaian kertas, dokumen, dan hal-hal yang mengotori meja tadi.
Cara terbaik untuk memusatkan perhatian pada pekerjaan adalah dengan mengatur interval, diikuti dengan break di sela-selanya. Misalnya, 50 menit bekerja dan 10 menit break. Gunakan waktu 10 menit tersebut untuk meregangkan badan, melihat kondisi jalanan melalui jendela, atau bahkan berjalan-jalan sebentar di luar. Tubuh dan mata akan lebih segar, dan Anda bisa mendapatkan motivasi kembali untuk menyelesaikan pekerjaan. Anda juga bisa menggunakan saat break ini untuk memanjakan diri dengan membuat kopi atau Facebook-an. Ingat ya, cuma 10 menit!
0 komentar:
Posting Komentar