Renungan

| Jumat, 16 Desember 2011 | |

tahun yg membuat ayahnya
tercengang.*
Kisah ini terjadi di suatu pagi
yang cerah, yaa.. mungkin tidak
begitu cerah untuk seorang ayah yang kebetulan memeriksa kamar putrinya...
... Dia mendapati kamar itu sdh
rapi, dengan selembar amplop
bertuliskan untuk ayah di atas
kasurnya.. perlahan dia mulai
membuka surat itu...
Ayah tercinta,
Aku menulis surat ini dengan
perasaan sedih dan sangat
menyesal.
Saat ayahmembaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan rumah.
Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik, setelah
bertemu dia.. ayah juga pasti
akan setuju meski dengan tatto2 dan piercing yang melekat di tubuhnya, juga dengan motor bututnya serta rambut gondrongnya.
Dia sudah cukup dewasa
meskipun belum begitu tua (aku
pikir jaman sekarang 42 tahun
tidaklah terlalu tua). Dia sangat
baik terhadapku, lebih lagi dia
ayah dari anak di kandunganku
saat ini. Dia memintaku untuk
membiarkan anak ini lahir dan
kita akan membesarkannya
bersama.
Kami akan tinggal berpindah-
pindah, dia punya bisnis
perdagangan extacy yang sangat luas, dia juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu tidak begitu buruk. Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami.
Para ahli pengobatan pasti akan
menemukan obat untuk AIDS jadi dia bisa segera sembuh. Aku tahu dia juga punya cewek lain tapi aku percaya dia akan setia padaku dgn cara berbeda.
Ayah.. jangan khawatirkan
keadaanku. Aku sudah 15 tahun
sekarang, aku bisa menjaga diriku. Salam sayang untuk kalian semua. Oh iya, berikan bonekaku untuk adik, dia sangat
menginginkannya.
----
Masih dengan perasaan
terguncang dan tangan
gemetaran, sang ayah membaca lembar kedua surat dari putri tercintanya itu...
LEMBAR KEDUA..
Ayah... tidak ada satupun dari
yang aku tulis di atas itu benar,
aku hanya ingin menunjukkan ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada nilai
raportku yg buruk. Kalau ayah
sudah menandatangani raportku
di atas meja, panggil aku ya...
Aku tidak kemana2 saat ini aku ada di rumah sebelah..

0 komentar:

Posting Komentar