Sekilas Tentang Ogoh-Ogoh dan Nyepi

| Selasa, 26 Juli 2011 | |
Perayaan Nyepi di Bali tak lepas dari sebuah tradisi arakan Ogoh-Ogoh, di mana sebelum Nyepi itu sendiri berlangsung pada pagi harinya kurang lebih dimulai pada pk.06.00 pagi hingga kembali ke pagi hari dengan waktu atau jam yang sama. setelah aktifitas seperti biasanya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0gzvxncCS5sXAqzy9lLRcLRDg8YqiMRpnCIqHHRzjsQknsuI_d3Gpa0paszEL8pcJzyJ_SsEPSAkrM_g0K8DYLPCxUAnPnaXJkV4AkvmDdcuu1EZ4Xob-aJGtfezCn5hH6YisAhjoI-Rr/s1600/ogoh-ogoh-2011.jpg
Malam pengrupukan yaitu sebuah malam yang berlangsung saat arak-arakan dilaksanakan. dengan patung yang rata-rata berukuran besar di arak keliling kota dengan tujuan segala sumber yang beraroma negatif menjauh dari lingkungan mereka. patung-patung berukuran besar tersebut rata-rata dibuat dengan wajah atau perawakan yang menyeramkan.
http://www.pandebaik.com/wp-content/uploads/2011/03/Ogoh-05.jpg
Setelah selesai dari prosesi arak-arakan maka semua patung tersebut dipralina [dibakar dengan sesaji] dengan harapan dari semua perwatakan yang terdapat pada patung yang mereka buat akan hilang dari lingkungannya.

Pada intinya perayaan Nyepi terdapat 4[empat] point yang utama;

1. Amati Geni; Tidak menyalakan api atau unsur cahaya
2. Amati Lelungan; Tidak berpergian
3. Amati Lelaguan; Tidak menikmati hiburan
4. Amati Karya; Tidak melakukan aktifitas atau bekerja
© haxims.blogspot.com
4 hal di atas wajib dilakukan oleh umat Hindu, atau di Bali terkenal dengan istilah Catur Brata Penyepian. jadi jika ditarik sebuah kesimpulan Catur Brata Penyepian maknanya dalam dengan unsur perenungan selama setahun di dalam melakukan perjalanan hidup manusia.

Sebagai ilustrasi kami hadirkan berbagai corak Ogoh-Ogoh sehari sebelum diarak keliling kota dan kemudian dibakar.

0 komentar:

Posting Komentar