Apakah selalu menurut keinginan Anda atau keinginan bersama? Hati-hati, sikap memonopoli hubungan bisa membahayakan jalinan cinta Anda dan si dia.
Kebanyakan orang tidak mengalami kendala untuk mengidentifikasi perilaku orang lain yang cenderung penuh kendali. Namun bagaimana bila mereka harus mengukur diri?
Bisakah Anda menyadari bahwa diri menjadi diktator cinta yang selalu mengendalikan segala keputusan dalam hubungan? Padahal, cinta Anda tidak dibangun sendiri, tapi bersama pasangan.
Kebanyakan orang tidak mengalami kendala untuk mengidentifikasi perilaku orang lain yang cenderung penuh kendali. Namun bagaimana bila mereka harus mengukur diri?
Bisakah Anda menyadari bahwa diri menjadi diktator cinta yang selalu mengendalikan segala keputusan dalam hubungan? Padahal, cinta Anda tidak dibangun sendiri, tapi bersama pasangan.
Judith Orloff MD, penulis Liberate Yourself From Negative Emotions and Transform Your Life memberikan panduan untuk Anda mengenali tanda-tanda saat diri mulai menjadi control freak, seperti dikutip GALTime.Simak beberapa pernyataan berikut:
1. "Saya memberitahu orang-orang apa yang harus mereka lakukan dan mengklaim tahu yang terbaik untuk mereka."
2. "Saya ingin melakukan sesuatu dengan cara saya dan tidak mau berkompromi."
3. "Saya menjadi dominan dan memaksa. Saya kurang spontan. Sikap saya cenderung kaku.”
Adakah salah satunya lekat dengan sikap Anda? Jika iya, berarti Anda mungkin menjadi control freak. Mengapa Anda bersikap ini tanpa menyadarinya?
"Orang-orang yang merasa lepas kendali cenderung menjadi pengendali. Dalam hati terdalam, mereka takut sesuatu menjadi berantakan, sehingga mereka mengatur setiap hal kecil untuk mengurangi kecemasan," jelas Dr Judith.
Dr Judith menegaskan, penyebabnya bisa jadi lantaran hubungan orangtua yang tidak harmonis hingga menjadi gambaran buruk bagi anak.
“Mereka mungkin punya masa kecil yang kacau, orangtua pecandu alkohol, atau ditinggalkan orangtua, sehingga sulit untuk memercayai atau menyerahkan kontrol atau kekuasaan yang lebih tinggi kepada orang lain,” jelasnya.
Anehnya, perilaku ini bukan hanya dilakukan kepada orang lain, tapi juga untuk mengendalikan diri mereka sendiri.
"Mereka bisa fanatik ketika menghitung karbohidrat, sangat gila kebersihan atau pecandu kerja," tukasnya.
"Para psikiatri mengklasifikasikan kasus-kasus ekstrem ini sebagai obsesif kompulsif—orang yang kaku dan sibuk dengan daftar rincian, peraturan, dan mendominasi orang lain dengan mengorbankan fleksibilitas dan keterbukaan," paparnya.
Sayangnya, perilaku semacam ini dapat menyebabkan kerusakan pada hubungan Anda. Jadi bagaimana Anda belajar untuk melepaskan dan berbagi kebebasan kepada pasangan?
"Bisa dengan diskusi terbuka dengan pasangan. Minta dia untuk memberitahu bila Anda terlalu mengontrol. Misalnya, jika dia mengatakan Anda terlalu memaksa baju yang akan dikenakan, cara memotong rambut, bagaimana harus bersikap, dan sebagainya. Hentikan perilaku tersebut," sarannya.
Namun ingat, ini bukan sesuatu yang bisa segera dimatikan seperti tombol lampu. Berikan diri Anda waktu untuk mengubah dan memaafkan diri sendiri.
"Berpikirlah terbuka ketika Anda melihat diri tergelincir ke dalam aktivitas control freak," ujar Dr Judith.
"Dan, buat diri Anda merasa lebih aman daripada mencoba untuk mengendalikan orang lain. Ucapkan doa ketenangan, 'Tuhan, berilah aku ketenangan untuk menerima hal-hal yang tidak bisa aku ubah dan keberanian untuk mengubah hal yang aku bisa'," sarannya.
0 komentar:
Posting Komentar