Gempa dahsyat di Jepang terjadi setelah muncul spekulasi tentang efek dari fenomena Supermoon. Supermoon adalah fenomena bulan terlihat sangat besar di langit karena berada dalam posisi terdekatnya dengan bumi selama 18 tahun terakhir.
Sehari sebelum gempa Jepang terjadi, ada sebagian orang yang mencoba mengaitkan fenomena Supermoon dengan kemungkinan adanya 'kekacauan di bumi'. Teori konspirasi yang beredar di internet menyebutkan Supermoon bisa memicu kemunculan gelombang tinggi, gempa bumi, dan gunung meletus.
Seperti yang diberitakan thesun.co.uk, Sabtu (12/3/2011), pada tanggal 19 Maret bulan hanya berjarak 221.567 mil dari bumi dan peneliti amatir sudah memprediksikan munculnya kondisi ekstrim di bumi.
Blogger Daniel Vogler dalam tulisannya di AccuWeather mengungkapkan fakta kalau terakhir kali fenomena Supermoon muncul pada 10 Januari 2005, hampir 2 minggu setelah gempa dahsyat 9.0 SR yang meluluhlantakkan Aceh. "Jadi waspadalah, sesuatu yang 'besar' bisa terjadi saat-saat ini," ujar Vogler.
Supermoon terjadi pada tahun 1955, 1974, 1992, dan 2005. Dan pada tahun-tahun itu kondisi cuaca sangat ekstrem.
Sementara itu, ahli lain tidak setuju kalau supermoon ada kaitannya dengan gempa Jepang. Prakirawan cuaca John Kettley mengatakan bulan tidak bisa menyebabkan aktivitas geologi, tetapi cuma gelombang tinggi.
"Jika gelombang tinggi dibarengi dengan cuaca buruk, paling-paling efeknya hanya terasa di daerah pesisir," terang Kettley.
Pengelola Pusat Internasional untuk Radio Astronomy, Pete Wheeler, menjelaskan tidak akan ada gempa atau gunung meletus jika memang sudah waktunya.
"Bumi hanya akan mengalami gelombang tinggi saat itu (Supermoon-red) terjadi," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar